Keselamatan Kerja Bagi Tenaga/Pekerja Bidang Kesehatan

Bookmark and Share
Sebagai seorang pekerja di bidang kesehatan seperti perawat, dokter atau tenaga lainnya non kesehatan yang berada dalam lingkungan perawatan kesehatan, anda mungkin akan terpapar dengan banyak sekali sumber infeksi yang berbeda-beda. Penyakit infeksi dapat ditularkan oleh darah penderita yang terinfeksi, cairan tubuh penderita, udara, secret pernafasan atau dengan cara kontak langusng dengan bahan-bahan atau material lainnya yang bersifat infeksius. Anda dapat melindungi diri anda dari penularan infeksi dengan mengikuti petunjuk pengendalian infeksi ditempat kerja, menggunakan alat pelindung diri seperi masker atau sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya dan memperlakukan darah dan cairan tubuh pasien sebagai sumber penularan atau infeksi. Artikel ini akan membahas tentang beberapa infeksi yang mungkin ditularkan pada tempat kerja dan cara-cara mencegah atau menghindarinya.

Penularan infeksi melalui darah dan cairan tubuh dan bagaimana melindungi diri dari penularan?

Banyak sekali jenis infeksi yang dapat ditularkan melalui darah atau cairan tubuh. Hiv atau human immunodeficiency virus dan hepatitis B virus adalah contoh yang paling umum. Akan tetapi, infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri lainnya seperti sipilis dan hepatitis C dapat juga ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.

Berikut adalah petunjuk yang dapat membantu melindungi diri anda dari penularan infeksi oleh darah dan cairan tubuh:
  1. Anggaplah setiap pasien berstatus infeksi dan hindari kontak langsung dengan penderita atau kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien yang lain.
  2. Hindari tindakan yang beresiko tinggi pada saat menggunakan jarum suntik atau alat tajam lainnya termasuk gunting, pisau bedah dan alat tajam lainnya. Sebagai contoh, dengan berhati-hati menempatkan alat tajam pada tempatnya, berhati-hati dalam menggunakan jarum suntik dan lain sebagainya.
  3. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, pelingdung wajah untuk menghindari percikan darah pada kulit dan mata pada saat menjalankan prosedur seperti pembedahan, injeksi, infus atau perawatan luka infeksi dan lain sebagainya.
  4. Pastikan bahwa anda mempunyai imunisasi hepatitis B. Vaksin ini sebaiknya diberikan kepada anda para pekerja dalam bidang perawatan kesehatan.
Apakah semua darah dan cairan tubuh membawa kuman pathogen yang dapat menular menular?

Beberapa cairan tubuh seperti air mata, keringat, air liur, urine, dan muntahan tidak perlu dipikirkan membawa patogen yang ditularkan lewat darah kecuali cairan tersebut secara nyata terkontaminasi dengan darah. Urin/air kencing atau feces atau tinja mungkin berisi bakteri atau pembawa penularan yang tidak dianggap sebagai patogen yang ditularkan melalui darah. Kebanyakan cairan tubuh lain seperti cairan vagina, air mani, cairan daerah sekitar jantung (pericardial), cairan daerah peritoneal, cairan tulang pada sendi, cairan amnion, cairan pleura, cairan serebrospinal dapat menjadi media transmisi patogen melalui darah.

Apa yang sebaiknya dilakukan jika anda kontak dengan darah pasien melalui proses perawatan luka, operasi, jarum suntik dan lain sebagainya?

Jika hal-hal tersebut terjadi, secepatnya beritahukan hal tersebut kepada bagian layanan service kepegawaian atau pimpinan anda. Jika kulit anda terdapat luka karena jarum suntik atau perlatan tajam lainnya, atau cairan darah masuk ke dalam mata, mulut atau ke dalam kulit yang terluka, sebaiknya anda dan pasien juga dilakukan pemeriksaan. Darah atau cairan tubuh pasien saat ini dan setelah terinfeksi sebaiknya juga diperiksa.

Jika darah pasien ternyata terinfeksi oleh virus hepatitis B, disamping imuniasai, anda sebaikya diberikan hepatitis B immuno globulin. Jika darah atau cairan tubuh pasien terinfeksi sipilis, anda akan diobati dengan beberapa antibiotik khusus sipilis. Jika darah atau cairan pasien terinfeksi HIV, anda mungkin perlu mengkonsumsi obat-obat pencegahan selama 4 minggu. Obat-obat tersebut sebaiknya dimulai dalam beberapa jam setelah kejadian terjadi. Tergantung resiko-resiko paparan dari darah atau cairan tubuh pasien, anda sebaiknya melakukan pemeriksaan darah secara berulang-ulang selama 6-9 bulan sehingga jika ada perkembangan penularan dari pasien ke dalam diri anda, hal itu akan dapat ditemukan secepat mungkin.

Bagaimana jika kulit anda terkena percikan darah?

Jika kulit anda terkena darah atau cairan tubuh pasien dengan kondisi kulit tanpa mengalami luka, robek, tergores atau terpotong, sebetulnya hal ini tidak beresiko untuk terkena penularan infeksi dari percikan darah atau cairan tubuh yang terjadi pada kulit anda. Jika kulit anda terkena percikan darah, sesegera mungkin cuci daerah yang terkena percikan dan area sekitar percikan darah tersebut.

Jika anda tidak pernah terkena cacar air atau varicella atau chickenpox, apakah sebaiknya anda perlu mendapatkan vaksin varicella?

Bahkan jika anda tidak ada riwayat terkena infeksi cacar air atau varicella, anda sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa imunitas anda. Hampir semua orang dewasa mempunyai kekebalan terhadap cacar air, bahkan jika mereka tidak mempunyai riwayat terserang penyakit tersebut. Jika hasil pemeriksaan darah menyatakan bahwa anda tidak kebal terhadap varicella, anda sebaiknya mendapatkan dua suntikan varicella secara bertahap. Jika anda tidak divaksinasi, anda mempunyai resiko terinfeksi chickenpox atau varicella dan menularkannya ke pasien-pasien lainnya.

Jika kondisinya anda pernah terkena varicella, dapatkah anda terinfeksi varicella kembali melalui penularan dari pasien?

Adanya suatu riwayat terinfeksi chickenpox pada seseorang biasanya berarti bahwa orang tersebut sudah kebal terhadap penyakit tersebut. Akan tetapi, pada beberapa kasus (jarang sekali) dapat mengalami terinfeksi varicella atau chickenpox untuk kedua kalinya. Hal ini dapat terjadi bahkan jika pada suatu test pemeriksaan darah menunjukkan anda kebal terhadap varicella.Tidak ada cara tertentu yag berhasil 100% untuk menghindari penularan chickenpox atau cacar air atau varicella. Penyakit infeksi chickenpox yang kedua kalinya biasanya mempunyai gejala dan tanda yang lebih ringan. Jika anda tertular infeksi varicella untuk yang kedua kalinya karena kontak dengan pasien sesegera mungkin ceritakan hal ini pada supervisor anda sehingga anda dapat berhenti kerja untuk menghindari penyebaran kepada pasien lain melalui kontak pada waktu melakukan perawatan.

Bagaimana dengan potensi tertularnya pertusis? Dapatkah dicegah dengan imunisasi?

Pada usia anak, setelah mendapatkan imunisasi anti pertussis, kekebalan tehadap pertussis hanya bertahan sampe mereka berusia belasan tahun.Hal ini berari bahwa pada usia belasan tahun dan usia dewasa dapat terkena infeksi pertussis. Maka perlu diberikan vaksinasi yang dikenal dengan imunisasi booster pada pertussis yang tersedia bagi anak usia belasan tahun/remaja dan orang dewasa. Pada orang dewasa yang bekerja pada dunia atau bidang perawatan kesehatan seperti rumah dakit, klinik kesehatan, puskesmas dan instansi perawatan kesehatan lainnya, sebaiknya diberikan imunisasi booster untuk pertussis sekali setiap 10 tahun untuk mengurangi potensi tertularnya pertussis.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment